Dan sekaranglah Esty baru menyadari kalau ternyata dia satu kelas dengan Rio, anak kecil gendut yang sekrang sudah menjelma menjadi laki-laki bertubuh atletis dan maco. Namun, mereka sampai sekarang belum sempat bertegur sapa. Rio selalu saja sibuk dengan kawan-kawannya sementara Esty masih berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
“ Al, kalau di sini ada ekskul bola gak?” tanya Esty sesaat setelah mereka memesan makanan di kantin.
“ ada sih tapi khusus cowok” jawab Alya. Esty hanya manggut-manggut saja.
“ kamu gak suka pedes ya tin?” ujar Esty yang seringkali melihat Alya menghindari cabai atau sambal jika mereka sedang makan bersama.
“ Ya” jawaban yang membuat Esty penasaran untuk mengetahui alasannya.
“ Kenapa al?? “ Rasa ingin tahu Esty memang tinggi.
“ gak suka aja sama yang pedes-pedes” jawab Alya
“ begitu ya!! “ Esty mengakhiri obrolannya dan mulai menyantap mie ayam pedas dan berwarna agak hitam karena terlalu banyak memakai kecap.
Saat mereka tengah asyik menyantap makanan mereka, munculah segerombolan siswi-siswi menghampiri mereka.
“ kamu yang murid baru itu kan?” tanya salah satu dari mereka dengan nada penuh amarah.
“ ya, kenapa ya?” Esty menjawab dengan tenang dan penuh senyum walaupun sekarang dia sedang dikelilingi oleh segerombolan siswi-siswi yang sepertinya punya maksud tertentu.
“ ada hubungan apa kamu sama Dika?” tanya siswi itu lagi,
“ Dika siapa ya ?” tanya Esty dengan wajah bingung karena memang selama berada di sekolah ini dia belum berkenalan dengan sesorang bernama ‘Dika’ itu.
“ jangan pura-pura gak kenal deh loe!” teriak teman dari siswi tadi dan tentu saja membuat mereka menjadi pusat perhatian.
“ saya memang tidak mengenal orang yang bernama Dika kok!” Esty masih bisa menjawab dengan tenag karena dia memang merasa dia benar.
“ Eehhh Natasya, loe jangan pura-pura gak kenal deh sama Dika di depan kita!” ujar temannya yang lain lagi.
Sepertinya mereka salah orang deh pikir Esty.
“ Maaf sebelumnya mbak, Natasya siapa lagi ya?” Esty tersenyum dengan polos.
“ eehhh, loe itu maunya apa sih, pura-pura amnesia lagi!” ujar yang lain lagi dengan nada sok acuh.
“ saya bukannya amnesia tapi saya memang bukan Natasya” Esty kembali tersenyum dan kini lega akhirnya dia mengetahui duduk permasalahannya.
“ jadi loe bukan Natasya?” tanya siswi yang pertama kali mengajaknya berbicara tadi.
“ ya kak, tanya aja sama Alya” Esty kemudian menunjuk ke arah Alya yang dari tadi terdiam saja melihat Esty diserbu oleh segerombolan siswi lain.
“ Ya kak, namanya bukan Natasya tapi Esty kak” Alya juga tersenyum ramah mengakhiri penjelasannya.
“ cabut!” komando siswi yang pertama berbicara tadi dan sepertinya adalah pimpinan dari gerombolan itu.
Esty pun tersenyum lega setelah mengalami kejadian tadi.
“ hebat kamu ty!” puji Alya setelah gerombolan itu perg dan mereka siap menyantap makanan merka lagi.
“ hebat gimana?”
“ kamu bisa dengan santai aja ngadepin orang yang paling ditakutin di sekolah ini!” jelas Alya lagi.
“ masak siih?” ujar Esty dan dia kembali menyantap mie ayamnya.
“ gak usah dibahas al, mending kita makan aja dulu!” ujar Esty kembali mengajak Alya menyantap hidangan yang masih tersisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar