ASSALAMUALAIKUM WR WB

Selamat datang di Dunia Yagami!!1

Minggu, 11 September 2011

♥AISATSU♥ Vol 4

Esty memang sejak kejadian di kantin itu menjadi salah satu ‘Topik’ menarik untuk dibicarakan.
“ Eh kamu yang di serang sama geng  ‘the Angel’ ya?” tanya seseorang siswi pada Esty saat mereka berada di toilet.
“ geng ‘ the Angel’ ?” Esty baru mendengar nama itu.
“ kamu yang dikira anak baru yang namanya Natasya kan?” tanya siswi itu lagi.
“iya” Esty mulai tersnyum karena sudah ‘mudeng’ sekarang.
“ malu baget kayaknya tuh geng ‘The Angel’!!” ujar siswi itu dengan sinis.
“ malu kenapa emangnya mbak?” tanya Esty.
“ malu dong dek, soalnya mereka udah salah orang”
“oo, begitu ya!! Ya udah ya, saya duluan ya mbak” Esty berpamitan.
Esty memang gadis yang sopan.                
“ kok lama ?” tanya Alya begitu Esty keluar dari kamar mandi.
“ diajak ngobrol tadi sama kakak kelas” jelas Esty.
Dua sahabat itupun berjalan menuju kantin melewati lapangan basket yang saat ini digunakan bermain bola.
Seeeeeeeeeeet!! Sebuah bola melayang ke arah Esty dan Alya, hampir saja bola mengenai Alya tapi dengan sigap Esty berhasil menangkap bola itu.
“ kamu gak apa-apa kan?” teriak si penendang bola itu.
Alya menggeleng.
“ sini bolanya!!” teriak salah satu dari mereka.
“ aku tendang ya!!” esty kemudian mengambil ancang-ancang untuk menendang bola, bola melayang di udara melewati berberapa pemain dan apa yang terjadi saudara-saudara??#demam bola tadi malem..^^
Goooooaaaaallllllll!!! Esty berhasil memasukkan bola. Tentu saja semua orang yang menyaksikannya bertepuk tangan karena ada seorang wanita bisa memasukan bola ke dalam gawang dari jarak yang cukup jauh. Esty hanya bisa tersenyum mendengar tepuk tangan itu. Dan tanpa Esty sadari Rio juga memberikan tepuk tangan atas keberhasilannya itu.
“ hebat juga kamu!” salah satu pemain mendekati Esty.
“ Terima kasih!!” Esty kembali tersenyum.
“ nama kamu siapa?” tanya pemain itu.
“ saya Esty dan ini Alya” Esty tentu tak lupa akan kehadiran Alya di sampingnya.
 saya Ivan. Suka bola ?” tanya Ivan pada Esty.
“ suka banget!!” Esty terlihat berbinar.
“suka  main bola juga?” tanya Ivan.
“ seminggu sekali ikut kakak saya main Bola  tapi sekarang udah gak dikasi sama bunda gara-gara gak sengaja pecahin pot pemberian dari temannya” esty tertawa kecil mengingat kejadian itu.
“ pantes aja tadi bisa goal” ivan tersenyum.
“ disini gak ada bola untuk cewek ya?” tanya Esty penasaran.
“ belum ada, mau ikut ya??” tanya ivan
Esty mengangguk.
Alya mulai mencolek ‘Esty’ untuk mengingatkan dia untuk kembali ke tujuan semula,kantin.
“duluan ya soalnya kita mau ke kantin dulu” Esty pun berpamitan.
“ esty, kalau kamu mau lihat kita latihan dateng aja besok jam 3 sore” ujar ivan sebelum mereka berpisah.
“ saya akan coba usulkan bola khusus cewek pada pak pelatih” tambah Ivan.
Esty mengacungkan ibu jarinya.

Sabtu, 10 September 2011

C.I.N.T.A


Cinta.....
Sebuah rangkaian huruf yang membentuk sebuah kata penuh makna.
Terkadang orang sering salah kaprah dengan makna cinta yang sesungguhnya, dan cinta seringkali dijadikan alasan untuk melakukan sesuatu di luar nilai dan norma yang berlaku di indonesia.
Seperti Beby, salah satu teman sekelasku yang rela menyerahkan semua yang dia miliki pada Ricky pacarnya yang berusia 6 tahun lebih tua darinya. Beda lagi dengan Pak Tomi yang tergila-gila pada Bu Resta, Pak guru Tomi rela menukar keyakinananya dengan alasan ‘cinta’ dan berbagai hal-hal lain lagi di dunia ini yang mengatasnamakan ‘cinta’ . Pak Tomy dan Beby adalah contoh kecil dari salah kaprah tentang ‘cinta’ .
Dan menurutku cinta itu Luas sekali. Cinta menurutku gak hanya sebatas pada pacar atau teman hidup saja. Cinta bisa kita berikan pada kedua orangtua, keluarga, teman, bahkan kepada mahluk yang diciptakan Tuhan lainnya.
“ Terus kalau cinta pada lawan jenis,bagaimana menurutmu?” tanya Vira yang sedang membaca tulisan ku yang akan kuserahkan pada Raka, Pimpinan Redaksi Majalah sekolah ku.
“ Love is hurt but sometimes Love is happiness, cinta pada lawan jenis juga sebagai musik dalam hidup kita” aku tersenyum begitu mengingat kembali kata-kata yang diucapkan Kak Tia padaku.
“ weeesss, kata-katanya!!”  Vira tersenyum mendengar kata-kataku.
“ itu kata-katanya Kak Tia” jelasku.
“ terus menurut mu?? “ tanya Vira lagi.
Aku hanya menggeleng.
“ kok geleng-geleng sih?” tanya Vira meliht tingkahku.
Bel tanda masuk kelas berbunyi.
“ ke kelas yuk!” aku menajak Vira untuk kembali ke kelas. Jarak dari kelas kami dan Taman sekolah cukup jauh, jadi kami harus segera kembali ke kelas.
“ ayo vir, cepaat!!” aku menyemangati Vira yang setengah berlari di belakangku.
Aku melihat ke belakang sementara kaki ku terus berjalan, tentu saja aku tidak melihat apa yang ada di depanku.
Bruuuk!! Aku menabrak sesuatu sehingga membuatku terjatuh.
“ Bisa bangun?” orang itu mengulurkan tangannya.
“ iya” aku berusaha berdiri.
“kamu gak apa-apa sin?” Vira menghampiriku.
“ maaf ya sin!” ujar orang itu dengan senyum yang membuat wajahnya yang putih bersih tambah tampan lagi.
“ gak usah sok kenal deh loe!” Vira langsung membawaku pergi setelah mengucapkan kata-kata yang agak pedas. Beberapa meter dari lokasi kami tabrakan tadi aku melihat ke belaknag lagi dan orang itu masih berdiri disana dengan ekspresi yang berbeda dari ekspresinya tadi, terkejut.
Sampai di kelas Vira tidak berkomentar apa-apa tentang kata-katanya itu karena kelas kami masih lumayan jauh semntara pelajaran saat ini adalah Fisika, bukan pelajarannya yang membuatku takut tapi gurunya yang terkenal sangat disiplin. Aku tidak mau ketinggalan pelajaran.
“ Vir, kamu..” aku ingin mengetahui penjelasan atas sikap Vira tadi.
“ Gak usah di bahas dulu sin, mending fokus ke pelajaran aja” Vira mencela sebelum aku sempat mengakhri kata-kataku.
Aku pun kembali fokus pada penjelasan pak Jaya tentang ‘ Gerak Parabola’ .
“ Ada yang tahu kenapa apa itu gerak parabola?” Pak Jaya melempar pertanyaan pada kami sebagai permulaan pertemuan.
Tanpa pikir panjang lagi aku mengacungkan tanganku.
“ yaa!! Sinta” Pak Jaya  menunjuk ku. Pak Jaya memang mengetahui namaku karena sejak pertemuan pertama, aku sudah sering menjawab pertanyaannya atau maju ke depan kelas.
“ Gerak Parabola adalah gerak yang membentuk lintasan parabola. Contohnya saja gerak bola yang dilempar ke udara. Gerak parabola ini terdiri atas dua jenis gerak yaitu gerak lurus beraturan dalam arah horizontal yaitu sumbu X  dan gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal yaitu sumbu Y”
“ Ada yang lain?” pak Jaya kembali melempar pertanyaan.
“baik, terimakasih sinta” ujar pak Jaya,
Pak jaya kembali melanjutkan penjelasannya tentang ‘Gerak Parabola’.
Pak Jaya kemudian memberikan kami tugas untuk lebih memahami materi yang disampaikan.
“ Kalian boleh berdiskusi untuk menjawab soal-soal ini, tapi jangan ada yang keluar kelas” ujar pak Jaya sebelum beliau meninggalkan kelas. Tak butuh banyak waktu untuk membuat kelas ribut lagi. Rafa, ketua kelasku tak bisa berbuat banyak. Dia kalah jumlah dengan sekumpulan teman sekelasku yang lebih senang bermain-main daripada mengerjakan tugas yang diberikan pak Jaya. Namun ada juga beberapa teman-temanku yang berusaha untuk mengerjakannya.
“ ehmm, sin! Yang ini caranya kayak gimana sih kok aku gak ketemu ya?” Dayat menghampiri mejaku.
“ coba lihat!” aku meneliti proses pengerjaan soal yang dimaksud Dayat.
“ooh,kamu keliru di sini yat!” aku menunjuk kepada salah satu rumus yang di pakai Dayat.
“ seharusnya yang ini pakai Sinus dan yang ini pakai Cos terus yang ini  seharusnya pakai tanda +” aku mengkoreksi letak kekeliruan pengerjaan.
  iya ya” Dayat nyengir mendengar penjelasanku.
“ terus yang ini pakai rumus yang mana sin?” Dayat kembali bertanya.
“ ini pakai rumus  persamaan vektor posisi yat” jelasku lagi dan tentu saja aku menuliskan sebuah rumusnya.
“ oke deh sin, makasi ya!” dayat tersenyum padaku.
“ sama-sama” aku pun memberikan senyum juga pada Dayat.
Dayat kembali ke tempat duduknya dan akupun kembali mengerjakan soal-soal yang diberikan Pak Jaya.
 “ Dayat kayaknya suka sama kamu sin” ujar Vira tiba-tiba yang membuatku menghentikan pekerjaanku menyelesaikan soal.
“ Gak lah vir” aku menjawab sekenanya saja.
“ dia kan anaknya cool banget sin, tapi kok sama kamu dia mau nanya-nanya gitu ya?” tanya Vira lagi.
Aku hanya mengankat bahu.
  kalau misalnya dia beneran suka sama kamu, gimana sin?” Vira mulai menggodaku.
“ sudahlah vir, aku mau ngerjain soal-soal ini dulu” tegasku pada Vira, kalau dibiarkan nanti dia malah tambah menggodaku dan aku tidak jadi menyelesaikan amanat dari Pak Jaya.
Vira mengerti dengan maksudku, dia pun kembali mencorat-coret bukunya.
Tak lama kemudian Pak Jaya kembali ke kelas.
“ Baik, ada yang bisa maju nomer satu?” tanya Pak Jaya pada kami semua.
“ saya pak!” Dayat mengacungkan tangannya.
“ Silakan” pak Jaya memberikan Spidol pada Dayat.
Dayat pun mulai menulis jawaban di papan tulis tanpa menyalin dari buku. Sepertinya dayat memang sudah mengerti dengan soal nomer satu ini.
“ Vira Effendi ?” pak Jaya memanggil nama Vira.
“ saya pak!” Vira mengangkat tangannya.
“ kamu belum ada nilainya jadi kamu maju nomer selanjutnya!” perintah pak Jaya.
Vira terlihat gugup.
“ sin, pinjem tugasmu ya!” pinta Vira padaku.
“ tugasmu mana?” tanyaku karena aku pikir dia sudah mengerjakannya.
  nanti aku jelasin deh, sekrang waktunya mepet nih!” Vira berusaha merebut catatan Fisika ku.
“ Vira Effenddi, silahkan maju ke depan!” perintah pak Jaya lagi.
“ ayoo lah sin!!” dengan berat hati aku menyerahkan buku ku padanya. Aku merasa berat melakukannya karena Vira bukan menulis hasil kerjanya. Jadi dia telah merugikan dirinya sendiri karena tidak memanfaatkan kesempatan belajar ini dengan baik.
“ Makasi ya sin!!” Vira tersenyum padaku setelah dia menyelesaikan pekerjaannya di depan.
“ Kamu kenapa nggak ngerjain Vir?” ujarku begitu dia duduk kembali. 
“ Gak ngerti sin!” Vira nyengir ke padaku.
“ kenapa gak nanya vir?? Mungkin aku bisa bantu!”
“ gak enak ganggu kamu sama Dayat” kilahnya.

Jumat, 09 September 2011

♥AISATSU♥ Vol 3

Dan sekaranglah Esty baru menyadari kalau ternyata dia satu kelas dengan Rio, anak kecil gendut yang sekrang sudah menjelma menjadi laki-laki bertubuh atletis dan maco. Namun, mereka sampai sekarang belum sempat bertegur sapa. Rio selalu saja sibuk dengan kawan-kawannya sementara Esty masih berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
“ Al, kalau di sini ada ekskul bola gak?” tanya Esty sesaat setelah mereka memesan makanan di kantin.
“ ada sih tapi khusus cowok” jawab Alya. Esty hanya manggut-manggut saja.
“ kamu gak suka pedes ya tin?” ujar Esty yang seringkali melihat Alya menghindari cabai atau sambal jika mereka sedang makan bersama.
“ Ya” jawaban yang membuat Esty penasaran untuk mengetahui alasannya.
“ Kenapa al?? “ Rasa ingin tahu Esty memang tinggi.
“ gak suka aja sama yang pedes-pedes” jawab Alya
“ begitu ya!! “ Esty mengakhiri obrolannya dan mulai menyantap mie ayam pedas dan berwarna  agak hitam karena terlalu banyak memakai kecap.
Saat mereka tengah asyik menyantap makanan mereka, munculah segerombolan siswi-siswi menghampiri mereka.
“ kamu yang murid baru itu kan?” tanya salah satu dari mereka dengan nada penuh amarah.
“ ya, kenapa ya?” Esty menjawab dengan tenang dan penuh senyum walaupun sekarang dia sedang dikelilingi oleh segerombolan siswi-siswi yang sepertinya punya maksud tertentu.
“ ada hubungan apa kamu sama Dika?” tanya siswi itu lagi,
“ Dika siapa ya ?” tanya Esty dengan wajah bingung karena memang selama berada di sekolah ini dia belum berkenalan dengan sesorang bernama ‘Dika’ itu.
“ jangan pura-pura gak kenal deh loe!” teriak teman dari siswi tadi dan tentu saja membuat mereka menjadi pusat perhatian.
“ saya memang tidak mengenal orang yang bernama Dika kok!” Esty masih bisa menjawab dengan tenag karena dia memang merasa dia benar.
“ Eehhh Natasya, loe jangan pura-pura gak kenal deh sama Dika di depan kita!” ujar temannya yang lain lagi.
Sepertinya mereka salah orang deh pikir Esty.
“ Maaf sebelumnya mbak, Natasya siapa lagi ya?” Esty tersenyum dengan polos.
“ eehhh, loe itu maunya apa sih, pura-pura amnesia lagi!” ujar yang lain lagi dengan nada sok acuh.
“ saya bukannya amnesia tapi saya memang bukan Natasya” Esty kembali tersenyum dan kini lega akhirnya dia mengetahui duduk permasalahannya.
“ jadi loe bukan Natasya?” tanya siswi yang pertama kali mengajaknya berbicara tadi.
“ ya kak, tanya aja sama Alya” Esty kemudian menunjuk ke arah Alya yang  dari tadi terdiam saja melihat Esty diserbu oleh segerombolan siswi lain.
“ Ya kak, namanya bukan Natasya tapi Esty kak” Alya juga tersenyum ramah mengakhiri penjelasannya.
“ cabut!” komando siswi yang pertama berbicara tadi dan sepertinya adalah pimpinan dari gerombolan itu.
Esty pun tersenyum lega setelah mengalami kejadian tadi.
“ hebat kamu ty!” puji Alya setelah gerombolan itu perg dan mereka siap menyantap makanan merka lagi.
“ hebat gimana?”
“ kamu bisa dengan santai aja ngadepin orang yang paling ditakutin di sekolah ini!” jelas Alya lagi.
“ masak siih?” ujar Esty dan dia kembali menyantap mie ayamnya.
“  gak usah dibahas al, mending kita makan aja dulu!” ujar Esty kembali mengajak Alya menyantap hidangan yang masih tersisa.