Dua tahun telah berlalu sejak pertemuan pertama Rio dan juga Esty. Dan sejak perpisahan itu mereka memang tidak pernah bertemu lagi. Mereka benar-benar terpisah.
Esty memang sejak saat itu ‘penasaran’ dengan sosok Rio yang begitu kalem, Dia terkadang sebelum berangkat sekolah berdiam diri menunggu kedatangan Rio di pertigaan tempat mereka bertemu. Namun tak sekalipun dia melihat batang hidung Rio.
Seiring berjalannya waktu dan Roda kehidupan yang terus berputar dan tentu saja matahari yang masih terbit di sebelah timur(basa-basi-basu-base-baso) ....hehe
Estypun sepertinya melupakan sejenak rasa ‘Penasaran’ nya pada Rio.
Dan sekarang Fokus pikirannya hanya tertuju pada ‘lingkungan baru’nya. Esty sekarang sudah tidak tinggal dipinggir kota lagi melainkan sekarang dia benar-benar telah berada di dalam kota.
Tak hanya lingkungannya saja yang berbeda namun dia juga harus merelakan berpisah dengan teman-temannya di pinggir kota dulu. Dan tentu saja Esty harus meninggalkan tempat pertamakali dia bertemu dengan Rio.
Hari ini adalah hari pertama dia masuk sekolah barunya. Kali ini dia tidak bisa berjalan kaki dari rumah menuju sekolah karena jarak sekolahnya kali ini sekitar 3KM dari rumahnya.
“ Tempat kamu sekolah itu termasuk yang paling Favorit di sini ti” jelas Ayah Esty ketika Esty memprotes jarak sekolah dan rumahnya yang cukup jauh padahal masih ada SMP lain yang letaknya jauh lebih dekat dari rumahnya ketimbang SMPnya yang sekarang.
“ Pendidikan disana bagus ti, makanya ayah pilih SMP yang jauh tapi berkualitas” Ayah memberikan alasan kepada anak paling bontotnya ini.
“ Di sana ada ekskul ‘karate’nya “ Ayah berbisik di telinga Esty. Ayah Esty memang tahu keinginan anaknya yang satu ini.
Cukup dengan bisikan itulah Esty akhirnya setuju untuk bersekolah di SMP itu.
SMP Pagi memang salah satu SMP incaran di kota ini, dengan segudang prestasi yang dimiliknya, Esty bisa dengan mudah masuk SMP itu.
Esty dengan kepala tertunduk memasuki ruang kelasnya. Hari ini hari pertama dia masuk kelas.
“ Perkenalkan , nama saya Maysty Basuki. Kalian bisa memanggil saya Esty” Esty berusaha menebar senyum pada teman barunya untuk menghilangkan perasaan gugupnya. Esty tidak punya keberanian unutk memandangi merbeka satu persatu. Dia hanya sesekali memlihat ke arah teman-temannya selebihnya Esty memfokuskan lpandangannya pada Lantai yang berada di depannya.
“ Saya pindahan dari SMP Siang. Mohon bantuannya” Esty menundukkan kepalanya seperti orang jepang yang sedang memberi salam.
Diiringi gemuruh tepuk tangan dari teman-teman sekelasnya, Esty kembali menegakkan tubuhnya.
“ Nah Esty kamu sekarang duduk disana” ibu guru menunjuk pada sebuah Meja yang disana ada seorang gadis berjilbab yang duduk seorang diri.
Esty pun melangkahkan kakinya menuju Meja itu.
“ hey, siapa nama mu??” tanya Esty pada teman sebangkunya itu.
“ Alya” gadis bernama Alya itu menyunggingkan senyum di wajahnya yang BabyFace.
Esty kali ini kembali bertemu dengan tipe orang yang ‘pendiam’ seperti Rio. Alya memang sangat jarang berbicara atau bercanda dengan Esty. Namun dengan keramahannya Alya ahirnya sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan sisi lain dari dirinya yang sebelumnya tidak pernah dia perlihatkan pada temannya yang lain.
Hari pertama di sekolah dihabiskan Esty bersama dengan Alya.
“ Kamu pulang sama siapa Al?” tanya Esty setelah pelajaran terakhir usai.
“ Naik angkot” jawab Alya yang sedang merapikan bukunya.
“ Al, Ada salam dari
Justru saat Esty telah berhasil menghilangkan rasa keingintahuannya tentang Rio, sosok itu muncul lagi tapi sekarang dengan penampilan yang berbeda. Lebih maco dan mulai terlihat kharisma yang dimilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar