ASSALAMUALAIKUM WR WB

Selamat datang di Dunia Yagami!!1

Sabtu, 23 Juli 2011

SiKos

Tak ada yang lebih menyenangkan bagi anak yang jauh dari keluarganya selain pulang kampung. Momen ini sangat dinantikan para perantau  yang jauh dari tanah kelahiran. Percayalah, walaupun kamu berpikir ingin pergi sejauh mungkin dari kampung halamanmu tapi setelah kamu benar-benar pergi entah kemana kamu pasti akan merasa sangat merindukannya, karena ada bermacam kenangan yang senang maupun sedih ada disana. Apalag jika kamu lahir dan besar di tempat itu, maka kamu akan merasakan betapa rindunya kamu pada kampung halamanmu.
Hal itulah yang aku rasakan sekarang, sebentar lagi kampusku akan libur panjang, ya memang kali ini adalah libur yang paling panjang bagiku selama setahun ini. Libur ini berlangsung selama satu bulan penuh. Inilah libur yang paling berkesan bagiku, walaupun dulu pas SMP atau SMA walaupun libur panjang aku tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Kali ini terasa berbeda karena aku  sudah tidak menginjakan kakiku di kampung halaman kurang lebih setahun. Pasti ada banyak perubahan yang terjadi disana apalgi di era modern seperti saat ini, semua bisa saja berubah dengan cepat.
Walaupun libur masih dua minggu lagi tapi aku sudah siapkan semua pesanan dari keluarga di kampung, karena setelah aku menerima berita libur ini dari edaran dari kampus aku langsung memberitahu kedua orang tuaku dan sanak famili yang lainnya, inti pembicaraan kami tak jauh dari oleh-oleh.
“ kayaknya tabungan kamu habis buat beli oleh-oleh deh yu?” canda Ranti teman satu kosku yang juga satu kampus dengan ku tapi berbeda jurusan.
“ sekali-sekali gak apalah, aku bukan berniat jahat dengan uang ini kan?”  aku akhiri kata-kataku dengan senyum.
“ tapi katanya kamu mau kredit motor dari gaji mu?”
Aku terdiam sejenak, aku memang berniat untuk membeli sepeda motor karena tempat kerjaku cukup jauh dari kos. Aku memang kerja part time di salah satu toko buku ternama di jogjakarta.
“ kan  bisa pake motor mbak dulu” candaku pada Ranti.
“asalkan bensin tetep full aja” kami kenudian tertawa bersama.
Ranti adalah orang yang paling dekat  dengan ku di jogja, ranti sudah ku anggap sebagai kakak dia sering menasihatiku dan memberiku perhatian lebih dari pada teman kos yang lain. Saking dekatnya dengan ranti, kami berdua pernah digosipkan lesbi oleh teman-teman kos yang lain. Na’uzubilah. Aku saja tidak pernah berpikir seperi itu. Memang selalu ada ujian yang menimpa kita setiap detiknya, tinggal kitanya aja bagaimana menghadapinya. Aku dan ranti hanya menjelaskan saja bahwa kami ini bukan penerus dari kaum nabi nuh as. Tapi tetap saja gosip itu  berlanjut setelah Ranti sering mengajakku menginap di kamarnya karena dia tidak berani jika harus mendengar petir di malam hari yang memang saat itu adalah musim hujan.
“ kamu cari pacar aja yu, biar kamu gak digosipin lagi sama yang lain” saran Mira, tetangga kamarku waktu itu.
“ ngapain cari pacar? Aku emang bukan lesbi kok” jelasku pada Mira.
“ atas dasar apa mereka bilang kalau kami lesbi? Apa karena kami sering berdua? Belum tentu juga sepasang sahabat yang sering berdua itu disebut lesbi, seharusnya mereka cari bukti yang kuat dulu baru memutuskan apa benar kami ini lesbi, berarti kamu dan Sania bagaimana? Bukannya kalian sangat dekat bahkan kalian satu jurusan. Kamu mau disebut lesbi?” tanya ku pada Mira yang kaget mendengar kata-kata terakhirku.
“ gak lah, aku sama sania kan cuman sahabat aja” jawab Mira dengan terbata.
“ seperti itulah hubungan ku dengan Ranti, tidak lebih dan tidak kurang” aku kemudian mengskhiri pertemuanku dengan Mira waktu itu dengan mengucap salam kemudian kuayunkan kakiku menuju kamar ku yang berada di lantai 2.
Sehari setelahnya saat aku dan ranti lewat tak ada lagi suara bisikan-bisikan mencemooh kami berdua. Syukurlah, semuanya akhirnya mengerti.
☺☺☺☺☺
“alhamdulilah, kamu udah siuman Ran?” tanyaku pada ranti sesaat setelah dia siuman.
Saat ini kami sedang berada di rumah sakit. Dalam perjlanan pulang dari Malioboro , aku mencoba kemampuanku mengendari sepeda motor bergigi, karena biasanya aku hanya menggunakan motor matiic. Aku rasa kecelakan itu begitu cepat terjadi sehingga yang ku ingat hanyalah aku dan Ranti yang terpelanting dari motor Ranti.
Aku hanya luka di kaki ku saja karena bebenturan dengan aspal dan beberapa luka kecil lainnya di sekujur tangan ku, sementara Ranti lebih parah karena banyak darah yang keluar dari kaki dan tangannya yang terluka parah . tapi  Untung saja kami berdua menggunakan helm, sehingga kepala lami tidak terbentur. Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana jadinya kalau kami tidak menggunakan helm. Memakai helm sebenarnya bukan untuk menghindari polisi saja tapi juga menghindari kita dari sesuatu yang bisa membahayakan nyawa kita.
“ kamu gimana yu?” Ranti sepertinya berusah tersenyum.
“ gak apa-apa kok” aku tersenyum padanya
“ ran aku mintaa maaf ya, semua ini gara-gara aku” aku menunduk penuh sesal.
“ yang udah terjadi lupain aja yu, kayak gak ada yang lain aja yang musti dipikirin” aku tertegun mendengar kata-katanya.
“ tapi motor kamu masuk bengkel ran” ujarku terbata.
“ adil dong,kita masuk rumah sakit dan motor itu masuk bengkel” ranti tertawa seperti tak ada beban di raut wajahnya yang masih terlihat pucat.
“ jam berapa yu?” tanya ranti kemudian
“ udah jam 9 lewat” aku melihat jam tangan pemberian adik ku,
“ astagfirullah, kamu udah solat isya?”
“ udah kok ran, mau aku bantu tayammum?” tawarku pada Ranti.
“  boleh deh”

To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar